Warga lokalisasi Gunung Pare kembali dikejutkan adanya kejadian janggal dan 'nganeh-anehi'. Kejadian unik ini mencuat pada Rabu 23 April 2003 lalu, saat dilakukan penggalian yang dimulai sekitar pukul 05.00. Kontan kompleks itu dipenuhi warga yang ingin menyaksikan.
Apa Penyebabnya? Ternyata jenazah si mayat yang telah dikubur sejak tahun 1977 kondisinya masih utuh-tuh! Pakaian, sepatu, jam tangan, cincin, dan tubuh si mayat hanya mengalami sedikit perubahan.
"Mayat laki-laki itu masih utuh. Kepalanya belum jadi tengkorak. Padahal sudah dikubur selama kurang lebih 26 tahun lamanya," kata salah seorang panitia pembongkaran, Edy Sunardi.
Ketika pembongkaran dimulai oleh pihak keluarga, mereka mencium bau bangkai dari kubur tersebut. Begitu peti mati yang terbuat dari kayu jati pilihan diangkat dari liang kubur, kemudian dibuka, ratusan warga yang menyaksikan banyak yang njondhil. "Semula kami membayangkan sudah menjadi kerangka. Sebab sudah selama 26 tahun dimakamkan. Kami amat heran ternyata mayat itu masih utuh," kata Edy Sunardi.
Mayat tersebut diketahui bernama Sow Djiet Djwan, lahir tahun 1914. Tak pelak jadi bahan pergunjingan hangat di kawasan lokalisasi Gunung Pare. Ada yang menyatakan, kemungkinan mayat itu dibalsem sebelum dikuburkan sehingga awet.
Menurut Edy Sunardi, mayat tersebut oleh pihak keluarga yang datang dari Propinsi Jambi akan dikremasi sesuai adat istiadat leluhur. "Di makam ini masih ada ratusan nisan yang harus segera dibongkar agar pembangunan terminal bus sebagai pengganti terminal Kartasura segera terealisasi," katanya.
Di sisi lain, pembongkaran makam Sow Djiet Djwan ternyata juga menyisakan cerita menakutkan yang dialami warga setempat bernama Bagong. Pasalnya, dia adalah orang yang membawa pulang batu pondasi nisan milik Sow Djiet Djwan yang memang merupakan batu pilihan. Batu-batu pondasi itu dibawa menggunakan becak, rencananya akan digunakan untuk pondasi rumah. Apa mau dikata, pada malam harinya saat setengah tidur Bagong ditemui seorang laki-laki China.
Dengan berteriak, si laki-laki itu meminta agar batunya dikembalikan. "Kembalikan batuku !" katanya dengan marah sembari menampar pipi Bagong. Ajaib. Pipi Bagong langsung membengkak usai ditampar arwah laki-laki China itu. Sakitnya pun tidak ketulungan hingga pagi hari. Begitu terang tanah, Bagong tergopoh-gopoh ke Posko Pembangunan Terminal Gunung Pare. Tri, salah satu petugas yang kebetulan berjaga, akhirnya memanggil 'orang pintar' untuk menolongnya.
Bagong disarankan mengembalikan batu yang diambil ke tempat semula. Setelah itu dilakukan doa sembari membakar Hio di tempat tersebut. Eh, bengkak di pipinya pelan-pelan mengempis dan Bagong mengaku kapok.
|