Kecanduan alkohol atau alkoholisme adalah penyakit kronis di mana tubuh menjadi tergantung pada minuman alkohol. Penderita alkoholisme akan kehilangan kontrol karena selalu ingin terus minum meskipun sadar itu bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Komponen dari obat herbal China kuno yang disebut dihydromyricetin diketahui dapat digunakan untuk melawan keracunan alkohol akut. Dihydromyricetin diisolasi dari tanaman Hovenia.
Tim peneliti dari University of California, Los Angeles menemukan bahwa dihydromyricetin dapat memblokir aksi dari alkohol terhadap otak dan neuron, serta mengurangi konsumsi alkohol secara sukarela, tanpa efek samping. Penelitian tersebut telah diujicobakan dalam sebuah studi awal menggunakan tikus.
Dihydromyricetin menghambat efek alkohol pada reseptor GABA di otak, dan situs-situs tertentu yang ditargetkan oleh bahan kimia dari sel-sel otak.
Alkohol biasanya meningkatkan pengaruh reseptor GABA dalam aktivitas otak yang memperlambat sel, mengurangi kemampuan untuk berkomunikasi, dan kantuk meningkat. Hal tersebut merupakan gejala umum dari mabuk.
"Tahap selanjutnya dari penelitian ini akan melibatkan uji klinis pada manusia," kata para peneliti seperti dilansir dari Epharmapedia.
Tim peneliti menentukan bahwa dihydromyricetin dapat memberikan target molekul dan mekanisme seluler untuk menetralkan keracunan alkohol dan ketergantungan. Dihydromyricetin mengarah pada pengobatan terapi baru.
Herbal tersebut telah digunakan oleh untuk pengobatan tradisional setidaknya selama 500 tahun.
Gangguan penggunaan alkohol adalah bentuk paling umum dari penyalahgunaan zat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) alkoholisme telah mempengaruhi lebih dari 76 juta orang di seluruh dunia. Diperkirakan hanya 13 persen orang yang diidentifikasi memiliki gangguan penggunaan alkohol yang telah menerima perawatan medis.
Kurangnya perawatan yang dilakukan untuk penderita alkoholisme sebagian karena kurangnya obat yang efektif tanpa efek samping besar. Meskipun alkohol berdampak kebanyakan pada sistem organ, efeknya pada otak dan sifat adiktif obat penenang juga sangat bahaya.
Gejala alkoholisme seperti dikutip dari MayoClinic dapat termasuk:
1. Tidak mampu untuk membatasi jumlah alkohol yang dikonsumsi.
2. Merasa kebutuhan yang kuat atau paksaan untuk minum alkohol.
3. Mengembangkan toleransi terhadap alkohol sehingga perlu meningkatkan jumlah untuk merasakan dampaknya.
4. Mengalami gejala penarikan fisik, seperti mual, berkeringat, dan gemetar bila tidak minum.
5. Tidak mengingat percakapan atau komitmen.
6. Membuat ritual minum-minum pada waktu tertentu dan menjadi terganggu ketika ritual tersebut terganggu atau dipertanyakan.
7. Kehilangan minat pada aktivitas dan hobi.
8. Lekas marah bila mendekati waktu minum, terutama jika minuman beralkohol tidak tersedia.
9. Mengonsumsi minuman beralkohol untuk merasa normal.