Irving Finkel, pakar sekaligus pengelola barang antik dari Timur Tengah di British Museum mendapatkan sekaligus memecahkan kode pada sebuah tablet tanah liat berusia 4.000 tahun silam.
Tablet itu mencatat material dan ukuran seperti proses pembuatan perahu nabi Nuh, termasuk tablet bulat tanah liat yang tak pernah terlintas dalam benak para arkeolog. Menurut mereka tablet bulat dari tanah liat itu merupakan salah satu literatur paling penting saat ini.
Beberapa tahun lalu, Finkel mendapatkan sebuah tablet seperti tersebut di atas dari seorang lelaki bernama Douglas Simonds yang diwariskan ayahnya. Ayah Simmonds pernah mendapatkan beberapa benda kuno dari Tiongkok dan Mesir seusai perang dunia II.
Finkel mencoba memecah-uraikan kode berdasarkan informasi yang tercatat pada tablet tanah liat tersebut dan mencatat isi terkait ke dalam sebuah buku 'The Ark Before Noah' (Bahtera sebelum nabi Nuh).
Sebagaimana yang diutarakan Finkel, bahwa tablet tanah liat itu dapat ditelusuri kembali pada 1750 SM. Di dalam tablet terkait juga tercatat kisah tentang 'banjir dahsyat' Babylonion, dan kisahnya mirip dengan cerita Genesis (asal usul suatu kejadian), namun lebih awal beberapa abad dari bahtera Nuh yang umum diketahui. Cerita ini mengandung beberapa materi yang mengejutkan.
Ukuran perahu itu sekitar 2.2 mil persegi (3.6 kilometer persegi), kurang lebih sama dengan setengah ukuran lapangan sepak bola, sementara tingginya sekitar 20 kaki (6 meter).
"Namun, gambaran yang paling mengejutkan dan diluar dugaan Finkel ternyata bahtera Nuh itu bentuknya bulat. Sebagaimana yang saya ketahui, tidak ada yang membayangkan kemungkinan seperti ini," imbuh finkel.
Finkel mengatakan kepada The Associated Press, bahwa tablet tanah liat ini adalah salah satu literatur paling penting yang pernah ditemukan saat ini.