Khasiat tumbuh-tumbuhan sebagai penyembuh penyakit sudah sejak ratusan tahun lampau diketahui. Meski ilmu kedokteran dan dunia pengobatan semakin berkembang, minat orang terhadap obat herbal tak pernah surut. Selain mengatasi penyakit ringan seperti demam, obat herbal juga dipercaya mampu mengatasi penyakit yang mematikan seperti kanker.
Menurut salah satu dokter yang menekuni pengobatan herbal, dr.Paulus W.Halim, penyakit kanker dapat diobati dan disembuhkan dengan memperhatikan kesimbangan nutrisi. "Banyak penderita kanker yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi, padahal dari apa yang kita makan kita bisa menjadi sehat," katanya di hadapan peserta seminar Herbal, Harapan Baru Penderita Kanker, di Jakarta.
Paulus berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk melawan kanker adalah dengan tidak memberikan sel kanker makanan yang disukai, yakni yang membuat sel kanker berkembang biak. "Sel kanker senang lingkungan asam, karenanya penderita kanker sebaiknya kembali ke diet vegetarian," ujarnya. Untuk para pasien kanker, Paulus menganjurkan untuk mengonsumsi makanan berupa sayuran segar (80%), jus, biji-bijian dan sereal. "Daging bersifat asam dan mengandung residu antibiotik," kata dokter yang membuka klinik di Tangerang ini.
Pantangan lain bagi penderita kanker menurut Paulus antara lain; menghindari susu sapi dan hasil olahannya karena susu sapi membuat tubuh memproduksi mucous, terutama di saluran pencernaan. "Kanker makan dari mucous, jadi gunakan susu kedelai tanpa pemanis," paparnya. Sementara itu untuk minuman, dia menganjurkan untuk menghindari minuman yang mengandung kafein tinggi seperti kopi, teh dan cokelat. Sebagai gantinya, pasien disarankan untuk meminum teh hijau yang mengandung zat anti kanker.
Tiap individu berbeda
Dalam mengobati pasiennya, Paulus mengaku selalu menggunakan tanaman obat asli Indonesia untuk mengobati kanker. Beberapa tanaman yang sering dipakainya antara lain berbagai macam benalu, buah merah (pandanus conoideus), daun dewa (gynurae procumbensis folium), keladi tikus (typhonium flageliforme), dan masih banyak lagi.
Meski menggunakan tanaman sebagai obat, namun Paulus menekankan bahwa tanaman yang menjadi sumber obat tersebut memiliki beberapa syarat, antara lain harus alami, bukan tanaman hasil rekayasan genetik, serta bila dibudidayakan harus menggunakan prinsip pertanian organik seutuhnya. "Tanaman harus bebas logam berat, bebas pestisida dan herbisida," katanya.
Dijelaskan oleh Paulus, metabolisme tubuh individu berbeda-beda, karenanya belum tentu untuk penyakit yang sama, ramuan obat herbalnya juga sama. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi obat herbal adalah kenali kondisi tubuh dan juga tumbuhan obatnya. Kendati obat herbal relatif lebih aman dan memiliki efek samping kecil, namun efek positif obat ini relatif lebih lama jika dibandingkan dengan obat kimia.
Bagi pasien, penyakit kanker memang masih menjadi momok yang menakutkan. Namun menurut Paulus, penyakit ini dapat diobati dan disembuhkan dengan memperhatikan keseimbangan tubuh, jiwa dan pikiran. "Penderita kanker dapat bertahan hidup lebih baik jika memiliki semangat proaktif dan selalu berpikir positif," katanya.
Selain itu, faktor emosional juga harus dijaga. Menghindari kemarahan, dendam, rasa putus asa dan kesedihan yang mendalam, akan membuat pikiran bebas dari rasa stres. "Stres dan pikiran negatif akan mempengaruhi tubuh dan menciptakan lingkungan yang ’asam’," tambahnya.
Sumber : kompas.co.id
|