DALAM keadaan normal, menancapkan lidi mudah sekali dikerjakan. Apalagi medianya gembur atawa empuk. Tapi di lokasi keramat ini, belum tentu bisa dikerjakan. Kalau sukses menancapkan lidi, hajad yang diminta bisa terkabul. Tapi dari sekian peziarah yang datang, hanya beberapa gelintir yang berhasil. Munurut jurukunci Anshori (46) kepada Merapi, makam yang dijaganya ramai dikunjungi peziarah setiap Selasa dan Jumat Kliwon, bermacam-macam ujub disampaikan di Makam Ki Ageng Karanglo tersebut.
Menurut legenda, Ki Ageng Karanglo adalah guru Panembahan Senopati. Makamnya terletak di Banguntapan Bantul. Sesaji yang biasa dipakai berupa kemenyan dan kembang tujuh warna. Kalau syarat itu dipenuhi, peziarah diberi beberapa batang lidi oleh jurukunci.
Lidi-lidi tersebut lalu ditancapkan di sekeliling makam Ki Ageng Karanglo. Bila semua lidi bisa menancap tegak, merupakan tanda-tanda ujub yang disampaikan bisa terkabul. Jumlah lidi yang ditancapkan boleh berapa saja asal ganjil. “Kalau hatinya tulus saat datang ke sini, biasanya sukses bisa berhasil menancapkan seluruh lidi,” jelas Anshori.
Selain ritual tersebut, Makam Ki Ageng Karanglo juga dipakai sebagai tempat bertapa. Tak jarang pemuda sekitar makam melakukan semedi dalam cungkup makam selama berhari-hari. “Katanya untuk mencari kesaktian, kebal tembak dan bacok. Tak sedikit yang punya kehendak untuk ‘mengisi’ batu akiknya,” tambah Anshori. Menurutnya, Ki Ageng Karanglo masih ada hubungan dengan Gunung Kawi Jawa Timur. Kalau benar, itu berarti juga bisa dipakai meminta pesugihan ? Anshori hanya tersenyum.
|