Alun-alun Kidul Yogya, tak hanya kondang dengan cibleknya. Ada wisata budaya yang menarik perhatian : masangin. Silakan Anda memasuki celah di antara dua pohon beringin di tengah alun-alun itu. Tampaknya sepele, tapi tak gampang. Banyak yang menjajal, tapi gagal. Selalu berbelok arah. Itu yang menjadikan masangin uji kebenaran mistisnya dua beringin di belakang keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini.
Di mata KHT Ruspudio Dipuro, spiritualis asal Kotagede, wajar jika ada sisi misterius di kawasan keraton. “Untuk membangun keraton dulu, orang pakai ilmu kalang. Tidak asal-asalan. Apa yang harus dipakai sebagai senjata, atau apa yang harus ditanam, pakai perhitungan” katanya.
Di alun-alun Selatan itu banyak jin. Maka dipercaya, siapa yang gagal masangin, pertanda ia ‘tidak bersih’. Tapi jika ‘dituntun’ jin penunggu beringin itu, dengan mata tertutup ia...blung masuk di antara dua pohon.
Alun-alun selatan, dulunya tempat latihan baris prajurit keraton, sehari sebelum upacara grebeg. Tempat itu juga sebagai ajang sowan abdi dalem wedana prajurit berserta anak buahnya, di malam bulan Puasa tanggal 23, 25, 27 dan 29. Namun sejak Sri Sultan HB VIII bertahta, pisowanan ini dihentikan.
Di era Sri Sultan HB VII, tiap Senin Kamis digelar lomba panahan dari jam 10.00-13.00. Target bidik ada di utara ringin kurung. Pernah pula untuk adu harimau lawan kerbau.
“Orang melihat kawasan Alun-alun Selatan hanya bangunan biasa. Tapi kalau dilihat dari kacamata batin, ada kehidupan dunia lain. Wajar jika tempat tersebut sering terjadi keanehan,” ungkapnya.
Sumber : minggupagi.com
|