Seluruh umat Islam pasti mengetahuinya. Air yang berasal dari sebuah sumur gali si kawasan Masjidil Haram ini banyak mengandung keistimewaan khusus dibanding air-air yang ada di seluruh dunia.
Air zamzam yang sudah dinikmati oleh umat Islam di seluruh dunia ini tidak pernah kehabisan atau susut sedikit pun. Bahkan menurut sejarahnya, sumur air zamzam ini sudah berumur 4000.
Bayangkan, berapa banyak air zamzam yang diambil setiap musim haji?
Jutaan jamaah haji yang berdatangan dari seluruh dunia membawa pulang air zamzam sebagai oleh-oleh. Misalkan, ada 2 juta jamaah haji, setiap jemaah mendapat jatah 5 liter air zamzam untuk dibawa pulang ke negaranya, berarti sudah 10 juta liter bukan?.
Sumur air zamzam ini sudah memberikan manfaat yang besar bagi umat manusia. Air zamzam adalah air suci seperti kata Rasulullah, bahwa air terbaik di muka bumi ini adalah air zam-zam.
Disabdakan pula oleh Rasul, "Air zam-zam tergantung pada niat meminumnya." Bagi yang minum dengan ikhlas, ia akan terbebas dari dahaganya. Allah memberikan keutamaan pada zamzam untuk mencurahkan alirannya sebagai minuman dan penawar penyakit.
Hasil penelitian dari seorang seorang peneliti dari Hado Institute di Tokyo, Jepang, Dr Masasro Imoto. Hasil penelitiannya terhadap air zamzam dengan teknik nano, ternyata hal itu tidak mampu mengubah karakteristik air zamzam sedikit pun.
Apabila setetes air zamzam dicampur ke dalam 1000 tetes air biasa, maka air tersebut akan memiliki berbagai keistimewaan air zamzam.
Dekan Fakultas Darul Hikmah, Dr. Sahir al Quraisyi menyatakan, Imoto merupakan pencetus teori kristalisasi molekul air yang meneliti berbagai pengaruh eksternal air, baik dari penglihatan maupun pendengarannya.
Sumur zamzam yang tak pernah kering pun disebutkan, memiliki komposisi garam dan mineral yang tetap stabil. Tidak ada sekalipun orang yang mengeluh sakit atau terganggu kesehatannya karena minum air zamzam.
Jika pada sumur-sumur biasa terjadi pertumbuhan organisme seperti hewan (bakteri) atau tumbuhan (lumut) didalamnya sehingga air tak bisa dikonsumsi, maka pada sumur zamzam tak ditemukan keberadaan organisme apapun.
|