Sekelompok peneliti di bremen, jerman, meneliti kaki seekor laba-laba pelompat berukuran kecil (evarcha arcuata) dengan menggunakan mikroskop elektron.
Gambar yang mereka dapatkan memperlihatkan serangkaian rambut-rambut panjang dibawah telapak kakinya, sebagaimana yang dijumpai pada laba-laba lainnya. Dibagian permukaan ujung bawah atau bagian telapak dari masing-masing rmabut ini tertutupi oleh rambut-rambut yang jauh lebih kecil lagi (setule) dengan ujung berbentuk segitiga.
Perhitungan oleh para ilmuwan tersebut menunjukan bahwa seekor laba-laba yang bergantung pada langit-langit dengan penempelan 600.000 setule menghasilkan gaya tarik-menarik yang mampu menahan 173 kali bobot badannya sendiri. Para peneliti menyimpulkan bahwa laba-laba tersebut menempel pada permukaan melalui gaya-gaya van der walls (gaya tarik-menarik elektrostatik antarmolekul yang terpisah pada jarak 1/1.000.000 milimeter).
Gaya-gaya van der waals bergantung hanya pada jarak antara dua benda dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu cara yang digunakan laba-laba ini untuk menempel pada dinding dapat ditiru dalam pembuatan bahan seperti kertas catatan yang menempel pada dinding ketika basah dan seragam ruang angkasa yang dapat melekat pada permukaan diruang angkasa.
Yang lebih mengejutkan adalah bagaimana keahlian bergantung pada 600.000 rambut halus dapat terjadi. Rata-rata terdapat sekitar 100.000 rambut pada kepala manusia, sebaliknya, enam kiali lipat jumlah ini terdapat pada telapak kaki laba-laba yang ukurannya jauh lebih kecil daripada kepala manusia. Inilah suau kehebatan dari desain mikro. Tidak ada keraguan bahwa hanya Allah, Tuhan seluruh sekalian alam, yang telah menciptakan sang laba-laba dan memberinya kemampuan berjalan pada permukaan langit-langit.
|