Tak jauh dari Tugu Waseso Negoro terdapat padepokan kecil yang dikeramatkan warga Wonorejo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Padepokan itu disebutkan sebagai petilasan Prabu Hayam Wuruk yang melakukan moksa atau meleburkan diri.
Padepokan yang bernama Palanggatan Sasono Inggil ini berada di halaman rumah Raden Soemantri. Konon raja keempat Majapahit Prabu Hayam Wuruk, melakukan tapa di tempat ini hingga mencapai moksa atau meleburkan diri.
Menurut Kustiyawan (39), juru kunci Palanggatan Sasono Inggil, dahulu petilasan ini adalah sebuah pohon kesambi atau dalam istilah Jawa pohon kecacil. Di bawah pohon ini Prabu Hayam Wuruk melakukan pertapaan hingga jasadnya melebur.
"Disinilah Prabu Hayam Wuruk menghilang bukan mati. Dia bertapa mencapai moksa atau meleburkan diri. Jasadnya lebur hilang terkena angin," katanya saat berbincang dengan detikcom.
Kustiyawan menjelaskan, dalam kitab Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular dan kitab Nagarakretagama oleh Mpu Prapanca, Prabu Hayam Wuruk telah menggagas semboyan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.
"Semboyan itu sudah digagas lama oleh sang prabu. Makanya Maha Patih Gajah Mada ditunjuk sebagai pemersatu Nusantara," ungkap pria berambut gondrong ini.
Maka tak heran jika tempat ini ramai dikunjungi warga pada hari-hari terntentu. Seperti malam Jumat Legi atau pada Suroan (Bulan Muharam). Bahkan, beberapa pengunjung juga datang dari Thailand, China dan Vietnam.