Bencana alam silih berganti melanda bangsa Indonesia. Berbagai persoalan seakan tak henti-hentinya mendera. Munculnya berbagai problem bangsa inilah, membuat Bambang Saptono, seorang seniman dan tokoh budaya menggelar ruwatan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ruwatan diadakan bersamaan dengan kedatangan Presiden SBY ke Solo, Jumat (17/6/2005). Acara akan digelar di Masjid Agung Solo, dimulai sekitar pukul 12.00 WIB dengan salat Jumat bersama. Kemudian sekitar pukul 13.00 WIB diadakan doa ruwatan dengan mengambil tempat serambi Masjid Agung.
Ruwatan yang bertujuan untuk membebaskan orang dari nasib buruk yang akan menimpa ini biasanya dilaksanakan di bulan Sura. Namun, karena yang diruwat adalah Presiden RI, maka disesuaikan dengan wuku atau kelahirannya.
"Upacara itu ditandai dengan kegiatan selamatan dengan berbagai sesaji dan doa, agar bangsa dan negara aman sejahtera dan dijauhkan dari marabahaya," kata Bambang saat dihubungi detikcom, Jumat (17/6/2005).
Dalam ruwatan nanti, kata Bambang, ada syarat-syarat khusus. "Kita harus menyiapkan tumpeng, ingkung ayam, ada sayuran 7 macam, sedekah uang 4 kepeng, dan lain-lain. Doa-doa nanti dipimpin oleh seorang ulama," katanya.
Sementara, seorang tokoh astrologi Jawa KRH Darmodipuro menuturkan bahwa ruwatan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pantas dilakukan. SBY kelahiran Jumat Kliwon, 9 September 1949, masuk dalam wuku bala, yang bisa memerlihatkan watak lakuning rembulan atau wasesa segara. Dengan wuku tersebut, pantas saja begitu mengemban tugas sebagai pemimpin negara ini, datang aral dan bencana bertubi-tubi.
sumber : detik.com
|