Di sebuah ruangan kantor di Seoul, Korea Selatan (Korsel), staf-staf dari sebuah perusahaan rekrutmen berbaris rapi mengadakan upacara pemakamannya sendiri. Dengan pakaian serba putih mereka menulis surat wasiat untuk orang tersayang lalu setelah itu masuk ke peti mati tertutup yang telah disediakan selama beberapa waktu.
Ritual yang mungkin terlihat unik ini dilakukan bukan tanpa alasan. Menurut Jeong Yong-mun dari tempat terapi Hyowon Healing Centre, apa yang dilakukan oleh para karyawan tersebut adalah sebuah bentuk terapi untuk memperkuat mental.
Dengan terperangkap di peti mati setelah sebelumnya melakukan sebuah upacara pemakaman, peserta diharap dapat merefleksikan dirinya lebih baik. Bagaimana sikap seharusnya seseorang dalam menghadapi masalah hidup adalah aspek yang ditekankan dalam ritual.
Menurut data dari The Korean Neuropsychiatric Association setidaknya seperempat responden di Korsel mengalami stres tingkat tinggi dan masalah pekerjaan sering disebut jadi sumber utama. Oleh karena itu para pemimpin perusahaan seperti Park Chun-woong berusaha sebisa mungkin untuk memperhatikan kesehatan mental karyawannya.
"Perusahaan kami selalu mendukung karyawan untuk mengubah pola pikirnya tetapi sulit dilakukan. Saya berpikir mungkin dengan masuk ke peti mati ini akan jadi sebuah pengalaman mengejutkan yang bisa menyetel ulang pikiran mereka untuk mulai menjalani hidup baru," kata Chun-woong seperti dikutip dari BBC.
Selain terapi peti mati, Chun-woong mengaku menerapkan juga ritual lain untuk para karyawan lakukan tiap pagi di tempat kerja. Mereka harus melakukan olahraga ringan dengan tertawa terbahak-bahak bersama-sama.
"Saya pikir hal ini memiliki pengaruh positif. Sangat sedikit hal yang bisa ditertawakan di suasana kantor normal jadi tertawa yang semacam ini juga membantu," pungkas seorang karyawan perempuan.