SANTET atau tenung ini memang sulit dibuktikan, tetapi orang percaya bahwa santet itu ada. Tanpa tanda-tanda terlebih dahulu, ada orang tiba-tiba muntah darah, dari mulutnya keluar paku, silet dan sebagainya. Dari mana barang-barang itu masuk? Tidak mungkin orang memakan benda-benda seperti itu. Orang lalu menyebutnya kena santet. Perbuatan seperti itu sudah setua peradaban manusia. Di belahan bumi mana pun. Di Amerika Latin santet disebut pula voodoo. Legenda Calon Arang di Bali, juga kental bernuansa santet. Jadi sudah ada sejak dahulu kala.
Bahkan di zaman keemasan Majapahit, sudah ada aturan tersendiri untuk menghukum para tukang santet seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Majapahit. Kriteria santet juga dicantumkan dalam peraturan tersebut. Antara lain disebutkan : Barangsiapa menulis nama orang lain di tulang, atau batok kelapa, darah dan sebagainya, lalu merendamnya di air, namanya santet. Yang melakukannya diancam hukuman mati oleh raja. Ada pula pasal lainnya, yakni barangsiapa menulis nama orang lain di kain kafan, peti mati atau keranda, disebut santet. Pelakunya diancam hukuman mati oleh raja. Ada satu pasal lagi jadi kriteria perbuatan santet di zaman Majapahit, yakni barangsiapa menanam patung orang dari tepung di kuburan dan diberi nama seseorang, atau menggantungkannya di dahan pohon, di sanggar, atau di persimpangan jalan, itu berbahaya. Maka pelakunya harus dihukum mati oleh raja.
Dunia santet, memang sudah diatur di zaman Majapahit. Termasuk mengelompokkan perbuatan apa saja yang bisa disebut santet. Dalam kitab suci agama kenabian, perbuatan menyantet orang itu menggunakan tenaga jin. Pelakunya dosa besar, jika tidak mau bertobat kelak setelah mati masuk neraka.
Ada surat dan ayat tertentu dalam kita suci agama kenabian yang bisa digunakan untuk menangkal santet dan ilmu hitam lainnya. Membaca ayat atau surat seperti yang dimaksud saat menjelang tidur, bisa bebas dari gangguan santet.
Sedang menurut pengetahuan Kejawen, untuk menghindarkan diri dari serangan ilmu santet, cukup dengan tidur di lantai. Tidak ada keterangan pasti kenapa untuk menghindarkan diri dari santet cukup hanya dengan tidur di lantai, bukan di ranjang.
Lalu apa tanda-tanda orang kena santet? Ada yang mengatakan jika sesorang selalu merasa gelisah, tidak tenteram tanpa jelas sebabnya, kemungkinan orang itu kena santet. Karena santet memang bermacam-macam jenisnya. Tetapi yang jelas, jika seseorang menyerahkan diri kepada kekuasaan-Nya, memohon perlindungan-Nya, besar kemungkinan luput dari serangan santet. Sumber : pos metro balikpapan
|