Meskipun dirasakan tak ada perbedaan yang dirasakan saat menulis dengan tangan dalam kondisi sehat atau sakit, namun nyatanya aktivitas sehari-hari ini bisa membantu Anda mendapatkan informasi mengenai kondisi kesehatan Anda saat ini. Bagaimanakah cara membedakannya?
"Ketika seseorang sedang menulis, di dalam tubuhnya terjadi koordinasi kompleks yang melibatkan 52 otot dan 20 persendian. Ini membuktikan bahwa menulis adalah tindakan motorik yang melibatkan berbagai sistem saraf yang ada di dalam otak manusia," papar Putro Perdana, S.Sos, CMHA, seorang grafolog dengan spesialisasi di bidang forensik tulisan tangan.
Selama ini, orang yang sedang tak sehat biasanya hanya terlihat dari adanya gejala fisik yang ditunjukan. Antara lain seperti cara berjalannya yang terlihat lesu, kulitnya berubah menjadi berwarna pucat, ataupun adanya perubahan intonasi verbal menjadi kurang bertenaga.
Namun menurut Putro nyatanya ada berbagai tanda lain yang dapat dilihat dari tulisan tangan dan menunjukan bahwa orang tersebut sedang mengalami gangguan kesehatan tertentu yang belum banyak diketahui oleh masyarakat.
"Dalam ilmu grafologi juga dapat terlihat tanda-tanda seperti itu. Jika seseorang sedang sehat dan tak memiliki kondisi kesehatan yang serius maka ia akan memiliki tulisan tangan dengan tekanan wajar, bentuk yang seimbang, kemiringan teratur, serta ukuran yang proporsional," papar Putro yang juga telah memperoleh sertifikasi internasional sebagai seorang Certified Master Handwriting Analyst.
Namun sebaliknya, kesehatan psikologis dan kesehatan fisik seseorang dikatakan sedang tidak seimbang ketika tulisan tangannya mengalami banyak distorsi.
"Adanya bentuk huruf yang tidak proporsional, kemiringan yang terlalu variatif, tekanan tulisan yang terus berubah, hingga adanya getaran dalam tulisan, merupakan tanda tanda dalam tulisan tangan yang menunjukkan kesehatan orang tersebut harus diwaspadai," tegas Putro yang kini berprofesi sebagai seorang grafolog dengan spesialisasi di bidang forensik tulisan tangan.
Begitu juga dalam kondisi stres atau depresi, secara tak disadari tulisan tangan akan mengalami beberapa perubahan yang cukup signifikan. Kondisi ini menurut grafolog dipengaruhi oleh tekanan di dalam diri orang tersebut.
"Saat sedang mengalami depresi, umumnya tulisan tangan orang tersebut akan memiliki garis dasar tulisan yang menurun, serta bentuk huruf oval yang variatif," papar Putro.
Menurut Putro, stres yang kemudian depresi yang mendalam tidak hanya menganggu kondisi psikologis seseorang yang sedang mengalaminya, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan penderitanya.
"Seseorang yang mengalami stres berlebihan biasanya dapat terlihat dari bentuk tulisannya yang memiliki ritme yang tidak seimbang, bentuk huruf-huruf oval yang selalu berubah, dan garis dasar tulisan yang menurun," terang Putro yang juga telah memperoleh sertifikasi internasional sebagai seorang Certified Master Handwriting Analyst.
Tak bisanya mengontrol suasana hati saat sedang stres membuat seseorang secara tak sadar tulisannya memiliki 'tekanan' lebih. Akibatnya, kualitas tulisan yang dibuatnya juga akan ikut menurun dan memiliki ritme yang tidak seimbang karena mengikuti suasana hatinya.
"Yang perlu diperhatikan, semakin menurun garis dasar tulisannya, maka menunjukan bahwa semangat dalam dirinya juga makin anjlok. Ini berarti kondisi stres atau depresinya juga semakin parah," tegas Putro yang kini berprofesi sebagai seorang grafolog dengan spesialisasi di bidang forensik tulisan tangan.